Rabu, 17 Mei 2017

Membuat Artikel Tentang Sistem Informasi Geografis
Aplikasi Pendukung Di Bidang Pertanian

          Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus dilakukan, tidak terkeculai pada sektor pertanian, sketor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hiduo dalam dunia pertanian.
Salah satu contohnya adalah aplikasi pada Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG merupakan suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus utnuk menangani data yang bereferensi keruangan.
            SIG ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara cepat. Pada bidang pertanian SIG dapat digunakan untuk inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan hal lain sebagainya.
Pada pembahasan kali ini aplikasi yang digunakan untuk sektor pertanian yaitu dapat mencakup seluruh hal diatas. Karena pada SIG informasi yang dibutuhkan harus secara detail dan dapat dibaca serta dipahami oleh hampir seluruh kalangan khususnya yang bekerja pada bidang pertanian. pembuatan aplikasi juga harus disertai dengan arahan serta kegunaan masing masing tool pada saat pengaplikasian. Sehingga pada saat pengoperasian tidak terlalu mengalami kesulitan.
Aplikasi ini harus dapat memuat data-data seperti jumlah lahan kosong, kondisi tanah, jenis tanaman, kondisi lingkungan sekitar, dan pengaruh yang ditimbulkan pada saat penggunaan lahan disekitarnya. Hal ini dapat membantu dalam proses budidaya maupun perkebunan yang mengelola sebuah komoditas besar untuk pabrikan seperti kelapa sawit.
                Keadaan lahan, garis lintang, garis bujur serta derajat yang terdapat pada peta juga merupakan informasi penting yang harus dapat diterjemahkan oleh aplikasi SIG yang mendukung pada bidang/sektor pertanian. adanya aplikasi ini dapat mempermudah masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian berskala besar karena aplikasi ini dapat menjadi kontrol dan alat pemantau yang dimana para pemantau tidak harus terjun langsung ke lapangan untuk mengetahui keadaan lahan yang akan digunakan untuk sistem budidaya yang akan dilakukan. Tentunya dapat mempercepat kerja dalam pembangunan sektor pertanian berskala besar atau industri.
               Pemeriksaan lahan sebelum proses penggunaan lahan juga merupakan hal yang sangat penting pada sistem pertanian, pembuatan saluran irigasi, perkiraan jumlah tanaman yang ditanam, luas lahan, serta jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan selain tanaman utama.
SIG juga dapat membantu dalam penataan ruang pada lahan, yang bertujuan untuk pemanfaatan ruang secara efisian dan tepat.
Contoh hal yang dapat dilakukan oleh Aplikasi SIG pendukung sektor pertanian antara lain :
1.      Mengelola Produksi Tanaman
Aplikasi ini dapat digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Proses pengolahan tanah, proses pembibitan, proses penanaman, proses perlindungan dari hama dan penyakit tanaman dapat dikelola dengan baik dan mudah.
2.      Mengelola Sistem Irigasi
Dapat digunakan untuk memantau dan mengendalikan irigasi pada tanah tanah yang dikelola tnpa terjun lapangan secara terus menerus.
3.      Pembuatan Sarana Pengairan Dan Jaringan Irigasi
Pembuatan sarana pengairan dan jaringan irigasi diperlukan data geospasial berupa data bentuk lahan makro, kelerengan dan lithologi, data penggunaan lahan, data sebaran penduduk dan kepemilikan lahan dan data sumber-sumber air alami, terutama jenis sumber air, lokasi, dan debit air.

Pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada umumnya diperlukan beberapa data masukan, berupa data spasial seperti : peta rupa bumi, peta geologi, foto udara, citra satelit atau citra radar, dan data atribut seperti : data iklim, dan data social penduduk. Peta rupabumi digunakan sebagai dasar pembuatan peta administrasi dan peta kontur. Peta geologi digunakan untuk membantu analisis dan pembuatan peta tanah. Foto udara, citra satelit, dan citra radar digunakan untuk analisis dan pembuatan peta tutupan/ penggunaan lahan. Data iklim digunakan untuk analisis dan pembuatan peta curah hujan/ intensitas hujan. Data sosial penduduk digunakan untuk analisis dan pembuatan peta sebaran penduduk/ petani. Data-data sebagaimana tersebut di atas digunakan untuk pembuatan peta satuan lahan homogen atau peta dasar/ peta kerja lapang. Melalui pengamatan lapang dan analisis sampel tanah dan air di laboratorium, serta analisis statistik, kemudian dibuat peta akhir sesuai tujuan yang diharapkan.
Fungsi dari produk SIG sangat bergantung dari tujuan awal pekerjaan SIG, namun demikian pada beberapa produk SIG terkadang dapat dimanfaatkan untuk tujuan lain yang tidak terprediksikan sebelumnya. Sebagai contoh, peta tutupan/ penggunaan lahan di suatu wilayah terkadang digunakan sebagai dasar pertimbangan utama untuk perencanaan pembangunan/ tata ruang, evaluasi sumberdaya lahan, rehabilitasi lahan, relokasi permukiman, dan estimasi ledakan hama dan penyakit tanaman. Dengan demikian suatu produk SIG terkadang memiliki multifungsi.
Di bidang pertanian, produk SIG sangat berguna untuk memprediksi luas area dan produksi komoditas pertanian, penetapan centra pertanian, pemetaan potensi sumberdaya lahan, pengembangan agroindustri, dan agropolitan, serta prediksi sebaran hama dan penyakit tanaman. Produk SIG yang dibuat pada skala besar (detil) dan menggunakan data masukan beresolusi tinggi memberikan keakuratan hasil (produk) yang tinggi, namun daerah cakupan produk SIG umumnya tidak terlalu luas. Produk SIG yang dibuat dengan skala kecil serta menggunakan data masukan beresolusi rendah umumnya mempunyai tingkat keakuratan hasil yang rendah, namun mencakup daerah pemetaan yang luas.
Sejalan dengan kemajuan teknologi komputer dan telekomunikasi, pemanfaatan SIG dalam bidang pertanian pada saat ini telah mengalami banyak kemajuan, diantaranya adalah :
1.             untuk perumusan/ penetapan rencana strategi pengembangan pertanian;
2.             prediksi luas panen dan produksi pertanian;
3.             monitoring perubahan tataguna lahan pertanian;
4.             penetapan daerah centra komoditas pertanian unggulan;
5.             evaluasi sumberdaya lahan pertanian;
6.             pembuatan jalur transportasi/ perdagangan komoditas pertanian antar daerah;
7.             analisis pemasaran sarana produksi pertanian;
8.             sebagai alat bantu analisis spasial berbagai penelitian pertanian; dan
9.     sebagai alat bantu interaksi, komunikasi dan informasi antar petani dan paran pemerhati pertanian berbagai daerah/ negara.
Sistem Informasi yang berkaitan dengan catatan permukaan bumi (geografi) secara konvensional (manual, sederhana) telah dilakukan oleh berbagai instansi sejak lama dalam bentuk peta, tabel, dan laporan yang disimpan dalam almari dan filing cabinet.

Semua ilmu yang berhubungan dengan SIG dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu ilmu-ilmu yang berkaitan dengan perkembangan konsep dasar SIG (misal : fisika, matematik, informatika, elektronika, penginderaan jauh), dan ilmu-ilmu yang berkaitan dengan aplikasi SIG untuk suatu tujuan (misalnya : oceanografi, vulkanologi, planologi, pertanian).



Kesimpulan

Pembahasan yang berkaitan dengan aplikasi atau bidang-bidang yang mebutuhkan analisis dalam sekala wilayah luas dan perencanaan jangka panjang sangat mempermudah jika menggunakan aplikasi SIG, seperti yang tergambar pada bidang pertanian, SIG lebih banyak dimanfaatkan untuk tujuan analisis kesesuaian/ kemampuan lahan untuk pertanian, estimasi produksi beberapa komoditi pertanian, estimasi serangan hama-penyakit tanaman, prediksi erosi tanah, monitoring dan analisis perubahan tataguna lahan, analisis kerentanan banjir dan longsor tanah akibat perubahan penggunaan lahan, perencanaan tataguna lahan, ekstensifikasi pertanian, monitoring kerusakan dan kebakaran hutan, monitoring agroklimatologi, survei dan pemetaan tanah, evaluasi dan klasifikasi tanah, pemetaan sumberdaya lahan, perencanaan jaringan irigasi, analisis daya dukung lahan pertanian, dan perencanaan perdesaan.